MLH.co.id(CIREBON)– Anggota Komisi IX Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) Netty Prasetiyani mengungkapkan, Indonesia negara besar, subur, dan memiliki kekayaan alam yang luar biasa, namun, saat ini memiliki masalah besar pula, yakni stunting.
“Stunting itu, bisa dicegah dari keluarga,” Kata Netty Prasetiyani
pada giat Sosialiasasi Pencegahan Stunting Dari Hulu Bersama Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) di Desa Ciawiasih, Kec. Susukan Lebak, Kab. Cirebon, Jum’at 20 Oktober 2023.
Menurut Netty, keluarga berperan penting karena segalanya berawal dari keluarga. Untuk itu jangan pernah memberikan contoh yang tidak baik dari keluarga. Sebab contoh yang diberikan keluarga akan ditiru oleh anak-anaknya.
Netty mengatakan Stunting di Indonesia masih cukup tinggi, mencapai angka 21 persen. Jika stunting tinggi akan menghasilkan generasi yang lemah, sumber daya manusia rendah dan nanti tidak bisa bersaing dengan yang lain, apalagi tenaga asing.
Empat Poin Rumus Membangun Keluarga Berkualitas.
Netty Prasetiyani menyampaikan, ada empat syarat untuk membangun keluarga yang berkualitas. Pertama, niat dan tujuannya harus jelas, visioner. Karena tanpa tujuan yang jelas, nanti akan banyak sekali permasalahan dalam rumah tangga.
Kedua, menikah harus dengan persiapan dan perencanaan. Perlu menikah pada saat yang aman dan tepat. Untuk perempuan pada usia 21 tahun dan laki-laki pada umur 25 tahun.
“Perempuan dengan usianya minimal 21 tahun, setidaknya sudah tamat SMA atau sederajat, secara fisik termasuk organ reproduksi sudah siap dan secara emosional sudah matang. Bagi laki-laki, kalau menikah sudah 25 tahun, dia sudah punya kemandirian secara ekonomi, sudah bekerja,” Terangnya.
Kemudian, ketiga sambung Netty yaitu membangun ketahanan keluarga, yang paling baik adalah dengan landasan agama. Dengan memiliki ketahanan keluarga, hal-hal yang tidak diinginkan bisa dihindarkan, seperti kekersan pada anak, KDRT yang dilakukan suami, dan lainnya. Dan keempat adalah melakukan pengasuhan secara benar. Baik secara fisik, mental maupun spiritual.
” Sebab jika salah asuh, saat lahir perempuan setelah besar malah berkelakuan seperti laki-laki, begitu pula sebaliknya, dan yang lebih memprihatinkan lagi adalah laki-laki suka laki-laki (LSL),” Tuturnya.
Dalam kesempatan itu hadir pula Direktur Ketahanan Remaja (Dithanrem) Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Edi Setiawan, Perwakilan DPPKBP3A Kabupaten. Cirebon Jaojatun dan Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Jawa Barat Angela Sri Melani Winyarti dan sejumlah tokoh masyarakat.
Sementara itu, Edi Setiawan, Direktur Ketahanan Remaja BKKBN RI menyambung dan menekankan tentang batas usia nikah seperti apa yang disampaikan Netty Prasetiyani mengenai batasan usia menikah.
“Batasan usia ini berdasarkan hasil penelitian serta pengujian. Pada usia tersebut, pasangan calon pengantin dianggap sudah memiliki kesiapan fisik, mental sampai hal-hal emosional dan spiritual,” Tuturnya.
Menurut Edi banyak sekali program pencegahan stunting yang dilakukan di Jawa Barat.
“Seluruhnya melibatkan segenap pemangku kepentingan, termasuk pemerintah daerah dan kota. Salah satu diantaranya penempatan tim pendamping keluarga (TPK),” Ungkapnya.
TPK itu akan intens terutama pada 1.000 hari pertama kehidupan. Periode ini merupakan fase krusial untuk perkembangan anak di usia selanjutnya.dwi