Netty Prasetiyani : Cegah Stunting dan Bangun Keluarga Berkualitas agar Indonesia Kuat

IMG-20231102-WA0217

October 29, 2023

MLH.co.id ( Indramayu)-Indonesia negara besar, subur, dan memiliki kekayaan alam yang luar biasa. Namun, saat ini memiliki masalah besar pula, yakni stunting.

Anggota Komisi IX Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) Netty Prasetiyani mengungkapkan hal itu saat melakukan Sosialiasasi Pencegahan Stunting Dari Hulu Bersama Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Jawa Barat. Sosialisasi dilakukan di Star Jaya Futsal & Gym, Kec. Anjatan, Kab. Indramayu, Prov. Jawa Barat pada tanggal 28 Oktober 2023.

Dalam kesempatan itu hadir pula Penata KKB Ahli Muda Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Jawa Barat Adang Syamsul Hadi, dan sejumlah tokoh masyarakat dalam kampanye untuk percepatan penurunan stunting.

Netty mengakui stunting di Indonesia masih cukup tinggi, mencapai angka 21 persen. Jika stunting tinggi akan menghasilkan generasi yang lemah, sumber daya manusia rendah dan nanti tidak bisa bersaing dengan yang lain, apalagi tenaga asing. “Stunting itu, bisa dicegah dari keluarga,” katanya.

Menurut Netty begitu pentingnya keluarga, karena segalanya berawal dari keluarga. Sehingga jangan pernah memberikan contoh yang tidak baik dari keluarga. Apapun contoh yang diberikan keluarga akan ditiru oleh anak-anaknya.

4 Poin Rumus Membangun Keluarga Berkualitas

Menurut Netty Prasetyani, ada empat syarat untuk membangun keluarga yang berkualitas. Pertama,yaitu niat dan tujuannya harus jelas, visioner.
” Karena tanpa tujuan yang jelas, nanti akan banyak sekali permasalahan dalam rumah tangga,” Katanya.

“Kedua, menikah harus dengan persiapan dan perencanaan. Perlu menikah pada saat yang aman dan tepat. Untuk perempuan pada usia 21 tahun dan laki-laki pada usia sudah 25 tahun, dia sudah punya kemandirian secara ekonomi, sudah bekerja,” Terangnya.

Selanjutnya yang ketiga, sambung Netty, yaitu membangun ketahanan keluarga, yang paling baik adalah dengan landasan agama. Dengan memiliki ketahanan keluarga, hal-hal yang tidak diinginkan bisa dihindarkan, seperti kekersan pada anak, KDRT yang dilakukan suami, dan lainnya.

Dan Keempat adalah melakukan pengasuhan secara benar. Baik secara fisik, mental maupun spiritual.

” Sebab jika salah asuh, saat lahir perempuan setelah besar malah berkelakuan seperti laki-laki, begitu pula sebaliknya, dan yang lebih memprihatinkan lagi adalah laki-laki suka laki-laki (LSL),” Kata Netty.

Sementara itu, Adang Syamsul Hadi, Penata KKB Ahli Muda Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Jawa Barat, mengatakan empat poin yang di sampaikan Netty Prastyani sangat penting salah satunya mengenai batasan usia menikah.

“Batasan usia ini berdasarkan hasil penelitian serta pengujian. Pada usia tersebut, pasangan calon pengantin dianggap sudah memiliki kesiapan fisik, mental sampai hal-hal emosional dan spiritual,” Tuturnya.
Menurutnya banyak sekali program pencegahan Stunting yang dilakukan di Jawa Barat.

“Seluruhnya melibatkan segenap pemangku kepentingan, termasuk pemerintah daerah dan kota. Salah satu diantaranya penempatan tim pendamping keluarga (TPK),” Ungkapnya.

TPK itu akan intens terutama pada 1.000 hari pertama kehidupan. Periode ini merupakan fase krusial untuk perkembangan anak di usia selanjutnya.
Sosialisasi pengecagahan Stunting dihadiri sejumlah tokoh masyarakat dan kecamatan Anjatan, Kabupaten Indramayu. (Dwi)

Share on facebook
Share on twitter
Share on whatsapp